Makna dari Semboyan Ki Hajar Dewantara yang Terkenal
Raden Mas Soewardi Soejaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889 dan meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Merupakan seorang aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.
Beliau merupakan pendiri perguruan Taman Siswa, suatu lembaga yang memberikan kesempatan bagi pribumi untuk bisa memperoleh pendidikan yang layak seperti halnya para bangsawan Belanda.
Dalam perjuangannya dalam memberikan pendidikan yang layak bagi rakyat pribumi, Ki Hajar Dewantara menciptakan beberapa kalimat semboyan yang sampai saat ini melekat pada pendidikan Indonesia.
Kalimat semboyan tersebut adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Dalam kalimat tersebut mengandung makna yang begitu mendalam, semboyan ini ditujukan kepada pendidik agar bisa menginspirasi, memberikan teladan dan memotivasi siswanya. Berikut makna yang terkandung dalam kalimat tersebut:
Ing Ngarsa Sung Tuladha
”Ing Ngarsa Sung Tuladha” berarti dari depan memberikan teladan. Seorang pemimpin merupakan orang yang akan dilihat oleh seluruh orang yang dipimpinnya. Sehingga, sebagai pemimpin harus bisa menjadi teladan, pembimbing, dan memberikan contoh kepada yang dipimpin. Ketika seorang pemimpin itu di depan, ia tidak serta merta hanya memerintah. Seorang pemimpin harusnya memberikan teladan dan tanggungjawab untuk membawa kepada visi bersama yang telah direncanakan.
Ing Madya Mangun Karsa
”Ing Madya Mangun Karsa” memiliki arti di tengah menggugah semangat. Seorang pemimpin dalam ketika berada di tengah-tengah yang dipimpin harus bisa mengayomi, menjalin kebersamaan, dan memotivasi untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin harus bisa merangkul yang dipimpinnya, mau menerima kritik dan saran, serta mampu menggugah semangat bersama untuk meraih visi bersama. Saat di tengah-tengah pemimpin harus bisa membuat atmosfer organisasi menjadi positif, sehingga akan muncul semangat bersama untuk saling memotivasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Tut Wuri Handayani
”Tut Wuri Handayani” berarti dari belakang memberikan dorongan. Seorang pemimpin juga harus bisa menempatkan diri di belakang untuk mendorong individu-individu dalam organisasi yang dipimpinnya berada di depan untuk memperoleh kemajuan dan prestasi. Pemimpin diharapkan mampu untuk mendidik dan mengembangkan yang dipimpinnya agar terbentuk pula pemimpin-pemimpin baru sehingga tercipta proses regenerasi. Sesuai dengan kata pepatah yang menyebutkan Pemimpin yang baik adalah ia yang mampu menyiapkan pemimpin selanjutnya yang lebih baik dari dirinya.
Tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun edisi 1998.
Demikian artikel Makna dari Semboyan Ki Hajar Dewantara yang Terkenal semoga bisa bermanfaat.
Sumber: Wikipedia dan dictio
Beliau merupakan pendiri perguruan Taman Siswa, suatu lembaga yang memberikan kesempatan bagi pribumi untuk bisa memperoleh pendidikan yang layak seperti halnya para bangsawan Belanda.
Dalam perjuangannya dalam memberikan pendidikan yang layak bagi rakyat pribumi, Ki Hajar Dewantara menciptakan beberapa kalimat semboyan yang sampai saat ini melekat pada pendidikan Indonesia.
Kalimat semboyan tersebut adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Dalam kalimat tersebut mengandung makna yang begitu mendalam, semboyan ini ditujukan kepada pendidik agar bisa menginspirasi, memberikan teladan dan memotivasi siswanya. Berikut makna yang terkandung dalam kalimat tersebut:
Ing Ngarsa Sung Tuladha
”Ing Ngarsa Sung Tuladha” berarti dari depan memberikan teladan. Seorang pemimpin merupakan orang yang akan dilihat oleh seluruh orang yang dipimpinnya. Sehingga, sebagai pemimpin harus bisa menjadi teladan, pembimbing, dan memberikan contoh kepada yang dipimpin. Ketika seorang pemimpin itu di depan, ia tidak serta merta hanya memerintah. Seorang pemimpin harusnya memberikan teladan dan tanggungjawab untuk membawa kepada visi bersama yang telah direncanakan.
Ing Madya Mangun Karsa
”Ing Madya Mangun Karsa” memiliki arti di tengah menggugah semangat. Seorang pemimpin dalam ketika berada di tengah-tengah yang dipimpin harus bisa mengayomi, menjalin kebersamaan, dan memotivasi untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin harus bisa merangkul yang dipimpinnya, mau menerima kritik dan saran, serta mampu menggugah semangat bersama untuk meraih visi bersama. Saat di tengah-tengah pemimpin harus bisa membuat atmosfer organisasi menjadi positif, sehingga akan muncul semangat bersama untuk saling memotivasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Tut Wuri Handayani
”Tut Wuri Handayani” berarti dari belakang memberikan dorongan. Seorang pemimpin juga harus bisa menempatkan diri di belakang untuk mendorong individu-individu dalam organisasi yang dipimpinnya berada di depan untuk memperoleh kemajuan dan prestasi. Pemimpin diharapkan mampu untuk mendidik dan mengembangkan yang dipimpinnya agar terbentuk pula pemimpin-pemimpin baru sehingga tercipta proses regenerasi. Sesuai dengan kata pepatah yang menyebutkan Pemimpin yang baik adalah ia yang mampu menyiapkan pemimpin selanjutnya yang lebih baik dari dirinya.
Tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun edisi 1998.
Demikian artikel Makna dari Semboyan Ki Hajar Dewantara yang Terkenal semoga bisa bermanfaat.
Sumber: Wikipedia dan dictio