Tanda-Tanda Kekurangan Air Pada Tanaman dan Tanah
Air dibutuhkan tanaman pada berbagai fungsi yaitu:
1. Air merupakan bagian yang esensil bagi protoplasma dan membentuk 80-90% bobot segar jaringan yang tumbuh aktif.
2. Air adalah pelarut, di dalamnya terdapat gas-gas, garam-garam, dan zat-zat terlarut lainnya, yang bergerak keluar masuk sel, dari organ ke organ dalam proses transpirasi.
3. Air adalah pereaksi dalam fotosintesis dan pada berbagai proses hidrolisis.
4. Air esensil untuk menjaga turgiditas, diantaranya dalam pembesaran sel, pembukaan stomata dan menyangga bentuk (morfologi) daun-daun muda atau struktur lainnya yang berlignin sedikit. Air juga berpengaruh penting pada sifat fisik tanah. Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh pada konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah untuk diolah. Begitu pula variasi kandungan air mempengaruhi daya dukung tanah.
1. Air merupakan bagian yang esensil bagi protoplasma dan membentuk 80-90% bobot segar jaringan yang tumbuh aktif.
2. Air adalah pelarut, di dalamnya terdapat gas-gas, garam-garam, dan zat-zat terlarut lainnya, yang bergerak keluar masuk sel, dari organ ke organ dalam proses transpirasi.
3. Air adalah pereaksi dalam fotosintesis dan pada berbagai proses hidrolisis.
4. Air esensil untuk menjaga turgiditas, diantaranya dalam pembesaran sel, pembukaan stomata dan menyangga bentuk (morfologi) daun-daun muda atau struktur lainnya yang berlignin sedikit. Air juga berpengaruh penting pada sifat fisik tanah. Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh pada konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah untuk diolah. Begitu pula variasi kandungan air mempengaruhi daya dukung tanah.
Sistem yang menggambarkan tingkah laku air dan pergerakan
air dalam tanah dan tubuh tanaman didasarkan atas suatu hubungan energi potensial.
Air mempunyai kapasitas untuk melakukan kerja, yaitu akan bergerak dari daerah
dengan energi potensial tinggi ke daerah dengan energi potensial rendah.
Akibat dan tanda kekurangan air pada tanah
Perakaran tanaman tumbuh ke arah yang lembap dan menarik air
sampai tercapai potensial air kritis dalam tanah. Air yang diserap dari tanah
oleh akar tanaman disebut air yang tersedia. Air tersedia merupakan perbedaan
antara jumlah air dalam tanah pada kapasitas lapang (air yang tetap tersimpan
dalam tanah yang tidak mengalir ke bawah karena gaya gravitasi) dan jumlah air
dalam tanah pada persentase perlayuan permanen (pada persentase kelembapan
tanah ini tanaman akan layu dan tidak segar kembali dalam atmosfer dengan kelembapan
relatif 100%. Air tersedia berbentuk larutan, yang mengandung berbagai unsur
hara yang diperlukan oleh tanaman misalnya N, K, Ca, Mg, dan S.
Secara umum kapasitas lapang terjadi pada tekanan potensial
tanah berkisar -10 KPa atau -0,1 bar (tekstur tanah kasar) dan -20 KPa atau -
0,2 bar untuk tekstur tanah sedang dan halus. Makin tinggi kandungan liat makin
tinggi pula kandungan air tanah pada kapasitas lapang. Keberadaan air dalam
tanah tergantung pada iklim yang ditekankan pada curah hujan. Kebutuhan air
dapat dipenuhi oleh air hujan alami atau hujan buatan maupun air pengairan.
Kebutuhan air total bagi pertumbuhan tanaman secara umum berkisar dari 500–700
mm selama satu musim. Pertumbuhan vegetatif dan reproduktif menunjukkan tanggap
yang jelas akan air. Namun, air yang banyak dalam tanah akan mengurangi kadar
oksigen dalam tanah apabila seluruh pipa kapiler tanah terpenuhi oleh air .
Oleh sebab itu, adanya air dalam tanah belum tentu menjamin pertumbuhan tanaman
yang baik, sebab bila air berlebihan, tanah tidak mengandung udara lagi.
Padahal udara dalam tanah juga sangat diperlukan oleh tanaman. Akibatnya
pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.
Air yang ada di dalam tanah dapat berkurang karena adanya
penguapan, perkolasi, atau diserap oleh
tanaman. Apabila dalam jangka waktu tertentu tidak ada penambahan air oleh
hujan atau oleh irigasi maka tanah akan mengering dan tanaman akan segera
memperlihatkan pengaruhnya terhadap kekeringan tersebut. Mula-mula tanaman akan
layu pada siang hari dan segar kembali pada malam hari. Tetapi lama kelamaan
tanaman akan tetap layu baik siang maupun malam hari, bila tidak segera disiram
. Air dalam tanaman berada dalam suatu keadaan aliran sinambung (kontinyu).
Akibat Kekurangan air dan tanda-tandanya pada tanaman dan
Kehilangan air mengakibatkan terhentinya pertambahan berat
kering tanaman dan kekurangan air yang terus menerus menyebabkan
perubahan-perubahan dalam tanaman yang tidak dapat balik dan mengakibatkan
kematian. Hal ini terjadi sangat cepat dalam keadaan panas dan kering untuk
tanaman-tanaman yang strukturnya tidak sesuai untuk mencegah kehilangan air
(Hardjadi, 1993).
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pengairan yaitu
pemberian air secara sengaja dan teratur pada sebidang lahan tanaman. Tujuan
pengairan ialah menyediakan air untuk pertumbuhan tanaman. Umumnya pemberian
air disesuaikan dengan periode kritis tanaman. Kebutuhan air bagi pengairan
dapat ditentukan oleh adanya penghitungan kelembaban air tanah dan air yang
tersedia, serta penghitungan tingkat ketersediaan air (oleh data meteorologi).
Pengairan akan efektif apabila diberikan sebelum kelembaban tanah dapat
menghambat pertumbuhan tanaman. Jelasnya air diberikan pada 60% dari air yang
tersedia artinya 60% kadar air diantara kapasitas apang dan titik layu permanen.
Pengurangan hasil akibat kekurangan air telah lama diteliti oleh
para peneliti di bidang agronomi. Untuk hasil panen biji, ketepatan waktu
kekurangan air itu sama pentingnya dengan tingkat kekurangan tersebut. Dimana
spesies tertentu seperti hasil panen, apabila mengalami kekurangan air yang
hebat selama 4 hari pada tingkatan tertentu dari daur reproduktif dan dua
minggu berikutnya merupakan periode
paling peka terhadap kekurangan air. Komponen hasil yang menunjukkan penurunan
paling drastis adalah jumlah biji per tongkol.
Ketersediaan air dalam tanah akan mempengaruhi besarnya
potensial air dalam daun. Berkurangnya potensial air dalam daun menurunkan laju
fotosintesis. Hal ini berhubungan dengan kombinasi beberapa proses seperti :
(1) penutupan stomata secara hidroaktif akan mengurangi suplai CO2, (2)
dehidrasi kutikula, dinding epidermis, dan membran sel, sehingga mengurangi
aviditas dan permeabilitasnya terhadap CO2, (3) bertambahnya tahanan sel
mesofil daun terhadap pertukaran gas, dan (4) menurunnya efisiensi
fotosintesis. Hal ini berhubungan dengan proses biokimia, aktivitas enzim dalam
sitoplasma, dimana fotosintesis merupakan proses hiolisis yang memerlukan air.