Pengertian Pengajiran Tanaman, Jenis, Bahan, dan Tekniknya
Pengajiran tanaman adalah penopangan tanaman agar tanaman
tetap berdiri tegak dan mendapat sinar matahari yang cukup untuk
pertumbuhannya.
Pengajiran bertujuan agar tanaman mendapatkan sinar matahari secara maksimal dengan cara menopang tanaman sedemikian rupa sehingga memperoleh sinar matahari yang cukup untuk pertumbuhannya. Hampir semua tanaman sayuran daun memiliki postur tubuh batang yang rendah sehingga tidak perlu diajir. Hanya ada beberapa tanaman yang perlu diajir seperti tanaman melinjo pada saat penanamannya agar dapat tegak lurus juga katuk dan tanaman labu siam yang diambil pucuk daunnya.
Ajir harus dipasang sedini mungkin yaitu dimulai pada saat
tanam, pemasangan ajir yang terlambat akan mengakibatkan akar tanaman rusak,
ajir dipasang 4 cm dimuka tajuk tanaman terluar.
Jenis dan bahan ajir
1). Bahan yang berasal dari cabang kayu :
Bahan ini bisa didapat dari cabangcabang tanaman penghasil
kayu sebagai hasil samping dari pemangkasan cabang yang tidak berguna atau
tidak produktif. Kelemahan dari bahan ini mudah diserang rayap dan
persediaannya terbatas.
2). Bahan yang berasal dari kaso :
Bahan ini berasal dari tanaman kaso dan biasanya tumbuh di
pinggir-pinggir kali, batangnya berbuku-buku mirip tanaman tebu tetapi diameter
batangnya relatif kecil-kecil. Biasanya ajir ini sering digunakan oleh petani
untuk tanaman kacang panjang yang mempunyai beban agak ringan. Kelemahan dari
bahan ini mudah patah dan tidak kuat menanggung beban yang berat sehingga mudah
rusak dan hanya bisa dipergunakan satu musim saja pada tanaman yang berumur
tidak lebih dari tiga bulan.
3). Bahan yang berasal dari bambu
Beberapa jenis bambu yang yang semuanya bisa dipergunakan
sebagai bahan ajir, di antaranya :
a. Bambu kuning
Biasanya banyak orang dipelihara di
pekaranganpekarangan
rumah atau di taman-taman sebagai tanaman hias, karena warna
kuning sehingga indah di pandang. Tanaman yang sudah tua bisa dibelah-belah dan
dipotong untuk ajir.
b. Bambu aur
banyak tumbuh dipematang-pematang sawah dan tanah daratan
dipinggiran pegunungan. Bambu ini mempunyai ciri jarak antar bukunya relatif
lebih pendek dan tanamannya tumbuh relatif lebih pendek. Bambu jenis ini biasa
rebungnya banyak dimakan orang dibuat sayur lodeh. Bambu jenis ini jarang
dipergunakan untuk ajir, kecuali untuk tanaman yang diusahakan dalam sekala
kecil dan dekat dengan lahan tanaman yang dibudidayakan.
c. Bambu tali
Bambu jenis ini bisa banyak orang dimanfaat untuk
tali sehingga jarang dipergunakan untuk ajir karena
dagingnya relatif tipis juga dibuat tali lebih menguntungkan. Dan bambu ini
juga banyak dipergunakan untuk bahan bangunan di pedesaan.
d. Bambu gombong
jenis bambu ini selain diameternya lebih besar dan dagingnya
lebih tebal tanamannya lebih tinggi/ panjang sehingga banyak dipergunakan orang
untuk bahan bangunan dan sangat cocok untuk bahan pembuatan ajir.
Teknik Pengajiran
Sistem pemasangan ajir dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu sistem ajir miring dan sistem ajir tegak.
1). Sistem ajir
miring
Sistem ajir miring sesuai dengan namanya, pada sistem ini
tanaman tanaman ditopang dengan ajir yang ditancapkan miring. Ajir miring ini
dipasang satu ajir untuk 1 tanaman. Kemiringan ajir membentuk sudut 45 dengan
batang tanaman. Ajir dimasukkan ke tengah-tengah percabangan, pertama, kemudian
diikat dengan tali rafia atau tali lain. Ukuran ajir yakni panjang 1,25-1,5 m
lebar 4 cm, dan tebal 2,5 cm. Sisi ajir perlu dihaluskan untuk mengurangi
kerusakan mekanis akibat gesekan antara tanaman dengan ajir. Pada ujung ajir yang
menghadap keluar dibuat lekukan kecil. Lekukan ini untuk mengikat ajir dengan potongan kain yang
menghubungkan ajir satu dengan ajir lainnya. Kelemahan dari sistem ajir miring
adalah diperlukan ajir kecil terlebih dahulu pada saat tanaman masih muda. Baru
setelah tanaman memiliki cabang utama, ajir miring dipasang.
2). Sistem ajir tegak
Sistem ajir tegak dapat dilakukan dengan dua cara.
Pemasangan ajir dapat dilakukan pada setiap batang batang tanaman atau setiap 3
tanaman, dengan ukuran ajir yang sedikit berbeda. Untuk setiap tanaman
diperlukan ajir dengan ukuran tinggi 1,25 m lebar 3 cm, dan tebal 1,5 cm,
tergantung jenis tanamannya.
Pada umumnya dengan alasan efisiensi, sistem ajir tegak
menerapkan pola pemasangan satu ajir dengan satu tanaman. Ajir dipasang
diantara tanaman dalam satu baris.(tidak disetar tanaman). Untuk keperluan ini
diperlukan ajir yang berukuran lebih tinggi 1.25-1,5 m, lebar 4 cm, dan tebal
2,5 cm.
Antara ajir dihubungkan dengan gelagar berukuran panjang
minimal 6 m (tergantung keperluan), lebar 3 cm dan tebal 2 cm. Bila tidak
menggunakan gelagar maka dapat diganti dengan tali rafia. Jarak gelagar dengan
permukaaan bedengan antara 30-35 cm, persis diantara batang utama dengan
percabangan pertama. Batang tanaman diikatkan pada ajir atau tali rafia atau
tali lain. Antara ajirdan gelagar diikat dengan tali rafia atau tali kawat
kecil.
Pada kondisi tanaman yang subur diperlukan gelagar tambahan
untuk menopang percabangan, pemasangan gelagar ini jangan sampai merusak
tanaman.
Pengikatan ajir dengan tanaman
Pengikatan ajir pada tanaman dilakukan dengan sistem angka
delapan
sehingga akan lebih kuat dan tidak merusak batang atau
cabang tanaman
. Pengikatan bisa diikatkan dari ajirnya langsung pada
batang tanaman
dan cabangnya dikatkan pada ajir atau lagernya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengajiran
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengajiran, diantaranya
adalah:
- Jenis tanaman, hampir semua tanaman sayuran daun bertubuh rendah sehingga tidak memerlukan ajir
- Jenis bahan ajir, makin keras bahan ajir semakin kuat menopang tanaman
- Cara pengajiran, cara pengajiran yang tepat akan mengurangi kerusakan tanaman.
Pemasangan ajir
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengajiran:
1). Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan
panjang antara 100-175 cm.
2). Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman
masih kecil akar masih pendek, sehingga akar tidak putus tertusuk ajir. Akar
yang luka akan memudahkan tanaman terserang penyakit yang masuk lewat luka.
Jarak ajir dengan batang tanaman ± 10-20 cm.
3). Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat
tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat sehingga membentuk segitiga. Agar
tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter atau minyak tanah.
4). Tanaman melinjo yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm
harus segera diikat pada ajir. Pengikatan jangan terlalu erat yang penting
tanaman dapat berdiri.